Romo Mangunwijaya: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dan Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya, seorang tokoh gereja Katolik Indonesia, adalah seorang yang bardzo berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki visi besar dalam memajukan pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang konsep pendidikan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh Romo Mangunwijaya.

Latar Belakang

Romo Mangunwijaya lahir pada tanggal 16 Februari 1929 di Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga yang sederhana, namun memiliki semangat yang kuat dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Seminari Menengah, Romo Mangunwijaya melanjutkan studinya di Fakultas Teologi Universitas Katolik Parahyangan.

Setelah menjadi imam, Romo Mangunwijaya bekerja di beberapa paroki di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ia kemudian dipanggil untuk menjadi Direktur Sekolah Tinggi Teologi (STT) di Yogyakarta. Pada tahun 1967, Romo Mangunwijaya memprakarsai pendirian Universitas Sanata Dharma (USD) di Yogyakarta. Ia menjadi Rektor pertama USD dan menjabat selama 20 tahun.

Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Romo Mangunwijaya percaya bahwa pendidikan harus berbasis pada kearifan lokal, yaitu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Ia berpendapat bahwa pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan pembangunan daerah.

Dalam konsep pendidikan berbasis kearifan lokal, Romo Mangunwijaya memperkenalkan beberapa prinsip, yaitu:

  1. Penghargaan terhadap kearifan lokal: Pendidikan harus menghargai dan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
  2. Partisipasi masyarakat: Pendidikan harus melibatkan masyarakat dalam proses belajar dan mengajar.
  3. Konteksualisasi: Pendidikan harus disesuaikan dengan konteks masyarakat setempat.
  4. Berbasis pada kebutuhan masyarakat: Pendidikan harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat setempat.

Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya percaya bahwa pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk memajukan pembangunan daerah. Ia berpendapat bahwa pemberdayaan masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan pembangunan daerah.

Dalam konsep pemberdayaan masyarakat, Romo Mangunwijaya memperkenalkan beberapa prinsip, yaitu:

  1. Pemberdayaan masyarakat: Pemberdayaan masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
  2. Partisipasi masyarakat: Pemberdayaan masyarakat harus melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Kemandirian masyarakat: Pemberdayaan masyarakat harus meningkatkan kemandirian masyarakat.
  4. Romo Mangunwijaya: Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat

  5. Kerjasama antar-stakeholder: Pemberdayaan masyarakat harus melibatkan kerjasama antar-stakeholder, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.

Praktik Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat

Romo Mangunwijaya telah menerapkan konsep pendidikan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat dalam beberapa praktik, yaitu:

  1. Pendidikan Kebudayaan: Romo Mangunwijaya memperkenalkan pendidikan kebudayaan yang berbasis pada kearifan lokal dan partisipasi masyarakat.
  2. Pembangunan Masyarakat: Romo Mangunwijaya memperkenalkan program pembangunan masyarakat yang berbasis pada kebutuhan masyarakat setempat.
  3. Pemberdayaan Petani: Romo Mangunwijaya memperkenalkan program pemberdayaan petani yang berbasis pada kearifan lokal dan partisipasi masyarakat.

Kesimpulan

Romo Mangunwijaya adalah seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Ia percaya bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan pembangunan daerah. Konsep pendidikan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh Romo Mangunwijaya dapat menjadi acuan bagi pendidikan dan pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, kita harus terus berupaya untuk menerapkan konsep pendidikan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat dalam praktik pendidikan dan pembangunan di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *