Sartono Kartodirdjo: Sejarawan dan Pendidik Pionir Indonesia
Sartono Kartodirdjo adalah seorang sejarawan dan pendidik Indonesia yang terkenal karena kiprahnya dalam mempelajari dan mengembangkan sejarah Indonesia. Lahir pada tanggal 6 November 1921 di Jepara, Jawa Tengah, Sartono Kartodirdjo menempuh pendidikannya di Sekolah Guru Hindia Belanda dan kemudian melanjutkan studinya di Universitas Indonesia. Setelah lulus, ia menjadi salah satu sejarawan paling berpengaruh di Indonesia, serta berkontribusi besar pada pengembangan ilmu sejarah di negeri ini.
Latar Belakang dan Pendidikan
Sartono Kartodirdjo lahir dari pasangan Raden Mas Haryo Kertodirdjo dan Raden Ayu Haryati, yang merupakan keturunan bangsawan Jawa. Ayahnya adalah seorang pegawai pemerintah kolonial, sedangkan ibunya adalah seorang guru sekolah dasar. Sartono Kartodirdjo adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jepara, Jawa Tengah, dan kemudian pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya.
Sartono Kartodirdjo menempuh pendidikannya di Sekolah Guru Hindia Belanda (SGB) di Jakarta, yang merupakan salah satu sekolah guru terbaik di Indonesia pada saat itu. Ia lulus dari SGB pada tahun 1941 dan kemudian melanjutkan studinya di Universitas Indonesia (UI) Fakultas Sastra dan Filsafat. Di UI, Sartono Kartodirdjo mempelajari sejarah dan filsafat, di mana ia dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tokoh seperti R. Ng. Poerbatjaraka, seorang ahli bahasa dan sejarah Jawa.
Karir Akademik
Sartono Kartodirdjo memulai karir akademiknya sebagai asisten dosen di UI Fakultas Sastra dan Filsafat pada tahun 1946. Ia kemudian menjadi dosen tetap di UI pada tahun 1950 dan mengajar sejarah Indonesia, sejarah Asia Tenggara, dan metodologi penelitian sejarah.
Pada tahun 1957, Sartono Kartodirdjo menjadi dekan UI Fakultas Sastra dan Filsafat, posisi yang dijalankannya hingga tahun 1965. Selama masa jabatannya, ia berusaha memperkenalkan pendekatan ilmiah dalam mengajar sejarah dan mengembangkan kurikulum yang lebih luas dan mendalam.
Sartono Kartodirdjo juga berperan aktif dalam organisasi-organisasi akademik, seperti Ikatan Sarjana Sejarah Indonesia (ISSI) dan Asosiasi Sejarawan Asia Tenggara (ASEAN University Network). Ia juga menjadi penasihat untuk beberapa proyek penelitian sejarah dan budaya di Indonesia.
Karya Ilmiah
Sartono Kartodirdjo telah menulis banyak karya ilmiah tentang sejarah Indonesia, termasuk buku-buku, artikel-artikel, dan makalah-makalah. Beberapa karyanya yang paling terkenal adalah:
- "Sejarah Indonesia Modern" (1966) – buku ini merupakan salah satu buku sejarah Indonesia modern yang paling berpengaruh dan masih digunakan sebagai referensi hingga saat ini.
- "Pemberontakan Petani di Banten 1888" (1966) – karya ini merupakan salah satu contoh penelitian sejarah yang menggunakan pendekatan ilmiah dan analisis yang mendalam.
- "Orientasi Baru dalam Metode Penelitian Sejarah" (1973) – artikel ini merupakan salah satu karya yang paling berpengaruh dalam mengembangkan metodologi penelitian sejarah di Indonesia.
Pengaruh dan Warisan
Sartono Kartodirdjo memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan ilmu sejarah di Indonesia. Ia berperan aktif dalam mengembangkan kurikulum sejarah yang lebih luas dan mendalam, serta memperkenalkan pendekatan ilmiah dalam mengajar sejarah.
Sartono Kartodirdjo juga memiliki peran penting dalam mengembangkan kesadaran sejarah di masyarakat Indonesia. Ia berusaha mengembangkan penelitian sejarah yang lebih luas dan mendalam, serta memperkenalkan hasil penelitian sejarah kepada masyarakat luas.
Pada tahun 1981, Sartono Kartodirdjo menerima penghargaan "Bintang Mahaputra Utama" dari Presiden Republik Indonesia atas jasanya dalam mengembangkan ilmu sejarah di Indonesia. Ia meninggal pada tanggal 7 Desember 2007 di Jakarta, namun warisannya dalam pengembangan ilmu sejarah di Indonesia masih terus hidup dan berlanjut hingga saat ini.
Kesimpulan
Sartono Kartodirdjo adalah seorang sejarawan dan pendidik pionir Indonesia yang memiliki kiprah besar dalam mengembangkan ilmu sejarah di negeri ini. Ia berperan aktif dalam mengembangkan kurikulum sejarah, memperkenalkan pendekatan ilmiah dalam mengajar sejarah, dan mengembangkan kesadaran sejarah di masyarakat Indonesia. Warisan Sartono Kartodirdjo dalam pengembangan ilmu sejarah di Indonesia masih terus hidup dan berlanjut hingga saat ini, dan ia tetap menjadi salah satu tokoh sejarawan paling berpengaruh di Indonesia.